Setiap
kegiatan olahraga yang dilakukan oleh atlet, akan mengarah kepada sejumlah
perubahan yang bersifat anatomis, fisiologis, biokimia dan kejiwaan. Efisiensi
dari suatu kegiatan merupakan akibat dari waktu yang dipakai, jarak yang
ditempuh, dan jumlah pengulangan (volume), beban dan kecepatannya, intensitas,
serta frekuensi penampilan (densitas). Apabila seorang pelatih merencanakan
suatu latihan yang dinamis. Maka harus mempertimbangkan semua aspek yang
menjadi komponen latihan tersebut diatas.
Semua komponen dibuat sedmikian
dalam berbagai model yang sesuai dengan karakteristik fungsional dan ciri
kejiwaaan dari cabang olahraga yang dipelajari. Sepanjang fase latihan, pelatih
harus menentukan tujuan latihan secara pasti, komponen mana yang menjadi
tekanan latihan dalam mencapai tujuan penampilannyayang telah direncanakan.
Cabang olahraga yang banyak membutuhkan keterampilan yang tinggi termasuk
bulutangkis, maka kompleksitas latihan merupakan hal yang sangat diutamakan.
Untuk lebih jelasnya, komponen-komponen latihan dapat diuraikan sebagai
berikut:
1) Volume Latihan
Sebagai komponen utama, volume
adalah prasyarat yang sangat penting untuk mendapatkan tehnik yang tinggi dalam
pencapaian fisik yang lebih baik. Menurut Andi Suhendro (2004: 3.23) bahwa, “
volume latihan adalah ukuran yang menunjukkan jumlah atau kuantitas derajat
besarnya suatu rangsang yang dapat ditunjukkan dengan jumlah repetisi, seri
atau set dan panjak jarak yang ditempuh”. Sedangkan repetisi menurut Suharno HP
(1992: 15) adalah “ ulangan gerak berapa kali atlet harus melakukan gerak
setiap giliran”.
Peningkatan volume latihan
merupakan puncak latihan dari semua cabang olahraga yang memiliki komponen
aerobik dan juga pada cabang olahraga yang menuntut kesempurnaan tehnik atau
keterampilan taktik. Hanya jumlah pengulangan latihan yang tinggi yang dapat
menjamin akumulasi jumlah keterampilan yang diperlukan untuk perbaikan
penampilan secara kuantitatif. Perbaikan penampilan seorang atlet merupakan
hasil dari adanya peningkatan jumlah satuan latihan serta jumlah kerja yang
diselesaikan setiap satuan latihan.
2) Intensitas Latihan
Intensitas
latihan merupakan salah satu komponen yang sangat erat kaitannya dengan
komponen kualitatif kerja yang dilakukan dalam jangka waktu yang telah
diberikan. Lebih banyak kerja yang dilakukan dalam satuan waktu, maka lebih
tinggi pula intensitasnya.
Intensitas adalah fungsi dari
kekuatan rangsangan syaraf yang dilakukan dalam latihan, dan kekuatan
rangsangan tergantung dari beban kecepatan geraknya, variasi interval atau
istirahat daintara tiap ulangannya. Menurut Suharno HP (1992: 15) bahwa, “
intensitas adalah takaran yang menunjukkan kadar atau tingkatan pengeluaran
energi atlet dalam aktivitas jasmani baik dalam latihan maupun pertandingan”.
Intensitas latihan hendaknya
diberikan secara tepat, yaitu tidak terlalu tinggi atau terlalu rendah.
Intensitas yang terlalu rendah mengakibatkan pengaruh yang ditimbulkan sangat
kecil bahkan tidak berpengaruh sama sekali. Sebaliknya, apabila intensitas
latihan yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan cedera.
3) Densitas Latihan
Andi
Suhendro (2004: 3.31) menyatakan, “ density
merupakan ukuran yang menunjukkan derajat kepadatan suatu latihan yang
dilakukan”. Dengan demikian densitas berkaitan dengan suatu hubungan yang
dinyatakan dalam satuan waktu antara kerja dan istirahat. Densitas yang cukup
akan menjamin efisiensi latihan, sehingga menghindarkan atlet dari kelelahan
yang berlebihan.
Istirahat interval yang
direncanakan diantara dua rangsangan, bergantung langsung pada intensitasnya
dan lamanya setiap rangsangan yang diberikan. Rangsangan diatas tingkat
intensitas submaksimal menuntut istirahat yang relative lama, dengan maksud
untuk memudahkan pemulihan seseorang dalam menghadapi rangsangan berikutnya.
Sebaliknya rangsangan pada intensitas rendah membutuhkan sedikit waktu untuk
pemulihan, karena tuntutan terhadap organismenya pun juga rendah.
4) Kompleksitas Latihan
Kompleksitas
dikaitkan pada kerumitan bentuk latihan yang dilaksanakan dalam latihan.
Kompleksitas dari suatu keterampilan membutuhkan koordinasi, dapat menjadi
penyebab penting dalam menambah intensitas latihan. Keterampilan tehnik yang
rumit atau sulit, mungkin akan menimbulkan permasalahan dan akhirnya akan
menyebabkan tekanan tambahan terhadap otot, khususnya selama tahap dimana
koordinasi syaraf otot berada dalam keadaan lemah. Suatu gambaran kelompok
individual terhadap keterampilan yang kompleks, dapat membedakan dengan mana
yang memiliki koordinasi yang baik dan yang jelek. Seperti dikemukakan Astrand
dan Rodahi dalam Bompa (1983: 28) “ semakin
sulit bentuk latihan semakin besar juga perbedaan individual serta efisiensi
mekanismenya
Menangkan Jutaan Rupiah dan Dapatkan Jackpot Hingga Puluhan Juta Dengan Bermain di www(.)SmsQQ(.)com
BalasHapusKelebihan dari Agen Judi Online SmsQQ :
-Situs Aman dan Terpercaya.
- Minimal Deposit Hanya Rp.10.000
- Proses Setor Dana & Tarik Dana Akan Diproses Dengan Cepat (Jika Tidak Ada Gangguan).
- Bonus Turnover 0.3%-0.5% (Disetiap Harinya)
- Bonus Refferal 20% (Seumur Hidup)
-Pelayanan Ramah dan Sopan.Customer Service Online 24 Jam.
- 4 Bank Lokal Tersedia : BCA-MANDIRI-BNI-BRI
8 Permainan Dalam 1 ID :
Poker - BandarQ - DominoQQ - Capsa Susun - AduQ - Sakong - Bandar Poker - Bandar66
Info Lebih Lanjut Hubungi Kami di :
BBM: 2AD05265
WA: +855968010699
Skype: smsqqcom@gmail.com